Rabu, 03 September 2014

Surat untuk Pemimpin Baru Negeriku :)



         Yogyakarta, 24 Agustus 2014
Yth.
Presiden Republik Indonesia
Ir.H.Joko Widodo

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

            Salam sejahtera kami sampaikan kepada Bapak pemimpin negeri ini.
Pertama kami ucapkan selamat atas terpilihnya Bapak pada pemilihan umum 2014 sebagai Presiden RI. Semoga sukses dalam memimpin Indonesia menuju masa yang lebih baik.
            Bapak presiden yang kami hormati, kami selaku rakyat Indonesia dan mahasiswa khususnya tentu mengidam-idamkan negara yang tentram, damai, aman, adil dan sejahtera keseluruhan rakyatnya. Namun, banyak kami lihat dan ketahui bahwa masih banyak saudara kami yang tertatih-tatih karena kehidupan ekonomi yang kian mencekik ditengah-tengah para pejabat tinggi dan elit politik yang sedang asyik menikmati jutaan rupiah yang mereka dapatkan bahkan seperti yang kita ketahui tak jarang rupiah-rupiah yang mereka dapatkan tersebut didapat dari cara yang kurang terpuji dan menyengkarakan rakyat.
Bapak presiden yang kami hormati, berbicara tentang pendidikan di Indonesia, kami selaku mahasiswa baru terus terang saat ini masih bingung dan bimbang karena ada banyak kenyataan yang kami lihat masih banyak permasalahan di bidang pendidikan.
Yang pertama, tentang tidak meratanya fasilitas pendidikan di Indonesia. Jika melihat jauh di luar sana, banyak adik-adik kita yang tinggal di daerah yang terisolir, mereka sangat kurang mendapatkan fasilitas pendidikan yang memadai. Padahal jika melihat semangat mereka yang luar biasa itu, sangat jauh berbeda atas yang di dapatkan dalam hal pendidikan, baik dari segi kwalitas, kwantitas, serta hak yang harus di dapat. Tak jarang jika melihat pada berita di surat kabar, sungguh memprihatinkan. Mereka sangat terbatas untuk mendapatkan oendidikan yang layak, buku-buku yang layak, seragam, daan kebutuhan yang harus di dapat seperti pengajar yang profesional dalam bidangnya. Kami harap bapak lebih memperhatikan hal tersebut, karena sesungguhnya masih banyak adik-adik kami yang berbakat dan cerdas tetapi tidak mendapatkan perhatian. Sungguh sangat berbeda keadaan seperti di kota-kota besar yang sangat mudahnya untuk mendapatkan berbagai fasilitas yang memadai.
Yang kedua, Para pejuang-pejuang pendidikan seperti guru honorer atau para staff yang bekerja dalam bidang pendidikan banyak yang belum mendapatkan kehidupan yang layak, upah yang sedikit, dan jaminan kesejahteraan yang kurang. Padahal para pejuang-pejuang pendidikan ini merupakan pahlawan yang berjasa dalam mencetak generasi muda yang nantinya menjadi orang-orang hebat di negara ini. Dan seharusnya para pejuang pendidikan ini mendapatkan kesejahteraan seperti para abdi negara lainnya.
Yang ketiga, banyak senior-senior yang telah berhasil meraih gelar sarjana masih terombang-ambing ketidak pastian diluar sana. Sejauh ini kami beranggapan kami gelar sarjana sekalipun tidak menjamin mudahnya mendapatkan pekerjaan. Dan tidak jarang orang-orang diluar sana yang meperoleh ijazah dengan cara yang mudah dan cepat “membeli ijazah” lebih mudah mendapatkankan pekerjaan dibandingkan dengan orang-orang yang bersungguh mengikuti perkuliahan. Secara logika, sangat tidak mungkin jika tidak ada peranan “uang” atau peranan oknum-oknum terkait dalam hal tersebut. Lagi-lagi uang yang berbicara.
Sungguh menggelikan jika semua urusan harus ada peranan “uang” meskipun sebenarnya ketika itu uang tidak perlu untuk keluar. Kemudian jika ada orang yang berpotensi besar dalam bidangnya tapi tidak bisa berbuat banyak karena dia seorang yang lemah, apa tidak sangat sayangkan jika anak negeri mengalami hal tersebut? Apa negara juga tidak merasa rugi jika berpotensi ini pada akhirnya hanya bisa menjadi tukang sayur atau penjual gorengan di tepi jalan atau profesi sejenis lainnya?
            Berbagai macam pernyataan di atas telah bekecamuk di benak kami selama ini. Benar jika orang berkata bahwa kami hanya orang kecil, orang yang lemah, orang yang kegunaannya tidak terlalu diperhitungkan di negeri ini. Tetapi kami juga mempunyai hak hidup layak dan mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum di Indonesia ini.
            Kami sangat berharap banyak kepada bapak selaku pemimpin negara ini untuk segera membenahi segala sesuatu yang salah dan ganjal di negara ini. Semoga bapak dan pejabat-pejabat yang duduk di kursi istimewa dapat memperhatikan masalah pendidikan yang di hadapi Indonesia ini.
            Terima kasih atas perhatian bapak yang mungkin telah menyempatkan waktu untuk membaca surat ini. Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, kami mohon maaf.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Hormat Kami,


                                                                        Yuniliana Nurafni Renaldiyanto
                                                                              Fakultas Ilmu Pendidkan
 Universitas Negeri Yogyakarta