Rabu, 18 Maret 2015

PEMBELAJARAN



TUGAS INDIVIDU
Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran
untuk KD 1.6 Tentang Meneladani Kepahlawanan
dan Patroitisme Tokoh-Tokoh di Lingkungannya
Kelas 4 SD Semester 1

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar IPS SD
Dosen : Dra.Mujinem, M.Hum


Disusun oleh :
Yuniliana Nurafni Renaldiyanto
14108241139 


Kelas 2C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN PRA DAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015



KD 1.6 Tentang Meneladani Kepahlawanan
dan Patroitisme Tokoh-Tokoh di Lingkungannya
Keterangan
Contoh Tindakan dalam Pembelajaran
v  Pendekatan Pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu
Sebagai contoh Guru melakukan pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach).
Guru bertanya pada siswa, ‘Siapakah yang disebut pahlawan?’ lalu ‘Apa itu patriotisme?’
Dengan cara ini, terjadi interaksi dan keaktifan pada siswa untuk menjawab pertanyaan Guru, kemudian siswa dapat mempresentasikan di depan kelas tentang apa itu ‘pahlawan’ dan ‘patriotisme’ menurut mereka. Dengan student centered approach ini diharapkan siswa dapat lebih paham dan mudah menagkap suatu gambaran tentang materi yang disampaikan
v  Strategi Pembelajaran merupakan suatu rencana yang dipersiapkan secara seksama untuk mencapai tujuan-tujuan belajar
Menyiapkan bentuk bahan ajar yang berkaitan dengan KD terkait sebagai contoh adalah gambar atau animasi berupa video pahlawan nasional serta biografi dan pengaruhnya terhadap Indonesia.
v  Metode Pembelajaran adalah cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran
Memperkenalkan tokoh-tokoh pahlawan dan patriotiknya serta keteladanan apa yang dapat dicontoh. Kemudian Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk berdiskusi tentang siapa seorang pahlawan / tokoh yang menginspirasi siswa di lingkungannya (keluarga, kampung halaman, sekolah, dsb)


v  Teknik Pembelajaran merupakan jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kearah tujuan yang ingin dicapai (Gerlach dan Ery 1980)

Guru menggunakan media Wayang, membuat Opera mini / drama untuk siswa tentang kepahlawanan, Animasi gerak, Dongeng, ataupun kisah-kisah kepahlawanan dan patriotik yang menginspirasi
v  Model Pembelajaran merupakan cara / teknik penyajian yang digunakan Guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran
Ada beberapa model-model pembelajaran seperti ceramah, diskusi, demonstrasi, studi kasus, bermain peran (role play) dan lain sebagainya. Dalam KD 1.6 Tentang Meneladani Kepahlawanan
dan Patroitisme Tokoh-Tokoh di Lingkungannya ini, Guru dapat melakukan suatu model pembelajaran dengan diskusi dan bermain peran. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk membuat sebuah diskusi terkait dengan materi atau membuat beberapa kelompok drama untuk selanjutnya di tampilkan di depan kelas, dengan cara ini pembelajaran menjadi menyenangkan dan lebih bervariasi, sehingga siswa dapat menangkap suatu materi dengan baik dan tidak menjenuhkan



 

 


Senin, 16 Maret 2015

Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia



Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu di pakai sebagai bahasa penghubung antar suku di Nusantara dan sebagai bahasa yang di gunakan dalam perdagangan antara pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar Nusantara.

Perkembangan dan pertumbuhan Bahasa Melayu tampak lebih jelas dari berbagai peninggalan-peninggalan misalnya, Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380,Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683, Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684, Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686, Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688. Bahasa Melayu yang dipakai didaerah-daerah diwilayah nusantara dalam pertumbuhan dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosa kata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.
Bahasa melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara, serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya karena bahasa Melayu mudah di terima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu para pemuda indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa indonesia. (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928). Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia yaitu :
  1. Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdangangan.
  2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
  3. Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas


Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda berikrar:
  1. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia.
  2. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
  3. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Pada poin ketiga, bahasa Indonesia sudah diresmikan sebagai bahasa persatuan. . Pada tahun 1928 bahasa Indonesia di kokohkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Penamaan “Bahasa Indonesia” di awali sejak di canangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan “Imperialisme bahasa” apabila nama bahasa Melayu tetap di gunakan.

Bahasa Indonesia di nyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 di sahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Di dalam UUD 1945 di sebutkan bahwa “Bahasa Negara Adalah Bahasa Indonesia,(pasal 36). Bahasa indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu-Riau dari abad ke-19. Hingga saat ini, bahasa indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Meskipun di pahami dan di tuturkan oleh lebih dari 90% warga indonesia, bahasa indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di indonesia sebagai bahasa Ibu. Penutur Bahasa indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) atau mencampur adukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa Ibunya. Bahasa indonesia di gunakan di gunakan sangat luas di perguruan-perguruan. Di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa indonesia di gunakan oleh semua warga indonesia.
Peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia
  1. Budi utomo.
Pada tahun 1908, Budi Utomo yang merupakan organisasi yang bersifat kenasionalan yang pertama berdiri dan tempat terhidupnya kaum terpelajar bangsa Indonesia, dengan sadar menuntut agar syarat-syarat untuk masuk ke sekolah Belanda diperingan,. Pada kesempatan permulaan abad ke-20, bangsa Indonesia asyik dimabuk tuntutan dan keinginan akan penguasaan bahasa Belanda sebab bahasa Belanda merupakan syarat utam untuk melanjutkan pelajaran menambang ilmu pengetahuan barat.
  1. Sarikat Islam.
Sarekat islam berdiri pada tahun 1912. mula-mula partai ini hanya bergerak dibidang perdagangan, namun bergerak dibidang sosial dan politik jga. Sejak berdirinya, sarekat islam yang bersifat non kooperatif dengan pemerintah Belanda dibidang politik tidak perna mempergunakan bahasa Belanda. Bahasa yang mereka pergunakan ialah bahasa Indonesia.
  1. Balai Pustaka.
Dipimpin oleh Dr. G.A.J. Hazue pada tahu 1908 balai pustaku ini didirikan. Mulanya badan ini bernama Commissie Voor De Volkslectuur, pada tahun 1917 namanya berubah menjadi balai pustaka. Selain menerbitkan buku-buku, balai pustaka juga menerbitkan majalah.
Hasil yang diperoleh dengan didirikannya balai pustaka terhadap perkembangan bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia dapat disebutkan sebagai berikut :
  1. Meberikan kesempatan kepada pengarang-pengarang bangsa Indonesia untuk menulis cerita ciptanya dalam bahasa melayu.
  2. Memberikan kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk membaca hasil ciptaan bangsanya sendiri dalam bahasa melayu.
  3. Menciptakan hubungan antara sastrawan dengan masyarakat sebab melalui karangannya sastrawan melukiskan hal-hal yang dialami oleh bangsanya dan hal-hal yang menjadi cita-cita bangsanya.
  4. Balai pustaka juga memperkaya dan memperbaiki bahasa melayu sebab diantara syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh karangan yang akan diterbitkan di balai pustaka ialah tulisan dalam bahasa melayu yang bersusun baik dan terpelihara.
  5. Sumpah Pemuda.
Dari segi politik, kongres pemuda yang pertama (1926) tidak akan bisa dipisahkan dari perkembangan cita-cita atau benih-benih kebangkitan nasional yang dimulai oleh berdirinya Budi Utomo, sarekat islam, dan Jon Sumatrenan Bond. Tujuan utama diselenggarakannya kongres itu adalah untuk mempersatukan berbagai organisasi kepemudaan pada waktu itu.
Pada tahun itu organisasi-organisasi pemuda memutuskan bergabung dalam wadah yang lebih besar Indonesia muda. Pada tanggal 28 Oktober 1928 organisasi pemuda itu mengadakan kongres pemuda di Jakarta yang menghasilkan sebuah pernyataan bersejarah yang kemudian lebih dikenal sebagai sumpah pemuda. Pertanyaan bersatu itu dituangkan berupa ikrar atas tiga hal, Negara, bangsa, dan bahasa yang satu dalam ikrar sumpah pemuda.
Peristiwa ini dianggap sebagai awal permulaan bahasa Indonesia yang sebenarnya, bahasa Indonesia sebagai media dan sebagai symbol kemerdekaan bangsa.